nurse

nurse
profesional nurse

Selasa, 01 April 2014

Jenis-jenis Cairan Infus


A.    TIPE-TIPE CAIRAN
1.      Cairan / larutan yang digunakan dalam terapi intravena berdasarkan osmolalitasnya dibagi menjadi:
a.       Isotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati osmolalitas plasma. Cairan isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan volume ekstraseluler. Satu liter cairan isotonik akan menambah CES  1 liter. Tiga liter cairan isotonik diperlukan untuk mengganti 1 liter darah yang hilang.
Contoh:
·         NaCl 0,9 %
·         Ringer Laktat
·         Komponen-komponen darah (Alabumin 5 %, plasma)
·         Dextrose 5 % dalam air (D5W)
b.      Hipotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil daripada osmolalitas plasma. Tujuan cairan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler, dan menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh.  
Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel tersebut akan membesar atau membengkak. Perpindahan cairan terjadi dari kompartemen intravaskuler ke dalam sel. Cairan ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan risiko peningkatan TIK. Pemberian cairan hipotonik yang berlebihan akan mengakibatkan:
1.      Deplesi cairan intravaskuler
2.      Penurunan tekanan darah
3.      Edema seluler
4.      Kerusakan sel
Karena larutan ini dapat menyebabkan komplikasi serius, klien harus dipantau dengan teliti.
Contoh:
·         dextrose 2,5 % dalam NaCl 0,45 %
·         NaCl  0,45 %
·         NaCl 0,2 %
c.       Hipertonik
Suatu cairan/larutan yang  memiliki osmolalitas lebih tinggi daripada osmolaritas plasma. Pemberian larutan hipertonik yang cepat dapat menyebabkan kelebihan dalam sirkulasi dan dehidrasi. Perpindahan cairan dari sel ke intravaskuler, sehingga menyebabkan sel-selnya mengkerut.
Cairan ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan penyakit ginjal dan jantung serta pasien dengan dehidrasi.
Contoh:
·         D 5% dalam saline 0,9 %
·         D 5 % dalam RL
·         Dextrose 10 % dalam air
·         Dextrose 20 % dalam air
·         Albumin 25

2.      Pembagian cairan / larutan berdasarkan tujuan penggunaannya :
a.       Nutrient solution
Berisi karbohidrat ( dekstrose, glukosa, levulosa) dan air. Air untuk menyuplai kebutuhan air, sedangkan karbohidrat untuk kebutuhan kalori dan energi. Larutan ini diindikasikan untuk pencegahan dehidrasi dan ketosis.
Contoh:
·         D5W
·         Dekstrose 5 % dalam 0,45 % sodium chloride
b.      Electrolyte solution
Berisi elekrolit, kation dan anion. Larutan ini sering digunakan untuk larutan hidrasi, mencegah dehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Contoh:
·         Normal Saline (NS)
·         Larutan ringer (sodium, Cl, potassium dan kalsium)
·         Ringer Laktat /RL (sodium, Cl, Potassium, Kalsium dan laktat)
c.       Alkalizing solution
Untuk menetralkan asidosis metabolic
Contoh :
·         Ringer Laktat /RL
d.      Acidifying solution
Untuk menetralkan alkalosis metabolic
Contoh :
·         Dekstrose 5 % dalam NaCl 0,45 %
·         NaCl 0,9 %
e.       Blood volume expanders
Digunakan untuk meningkatkan volume darah karena kehilangan darah/plasma dalam jumlah besar. (misal: hemoragi, luka bakar berat)
Contoh :
·         Dekstran
·         Plasma
·         Human Serum Albumin




3.      Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
a.       Kristaloid
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera.
Contoh: Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
b.      Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contoh: albumin dan steroid.

B.     JENIS-JENIS CAIRAN INTRAVENA (INFUS)
1.      ASERIN
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
·         Na 130 mEq
·         K 4 mEq
·         Cl 109 mEq
·         Ca 3 mEq
·         Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
·         Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati.
·         Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus.
·         Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran.
·         Mempunyai efek vasodilator
·         Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral.
2.      KA-EN 1B
Indikasi:
·         Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam).
·         < 24 jam pasca operasi.
·         Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak.
·         Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam.
3.      KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
·         Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
·         Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
·         Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A.
·         Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
4.      KA-EN MG3
Indikasi :
·         Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
·         Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
·         Mensuplai kalium 20 mEq/L.
·         Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

5.      KA-EN 4A
Indikasi :
·         Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak.
·         Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal.
·         Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
·         Na 30 mEq/L
·         K 0 mEq/L
·         Cl 20 mEq/L
·          Laktat 10 mEq/L
·         Glukosa 40 gr/L
6.      KA-EN 4B
Indikasi:
·         Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun.
·         Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia.
·         Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
·         Na 30 mEq/L
·         K 8 mEq/L
·         Cl 28 mEq/L
·         Laktat 10 mEq/L
·         Glukosa 37,5 gr/L
7.      Otsu-NS
Indikasi:
·         Untuk resusitasi
·         Kehilangan Na > Cl, misal diare.
·         Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar).
8.      Otsu-RL
Indikasi:
·         Resusitasi
·         Suplai ion bikarbonat
·         Asidosis metabolic
9.      MARTOS-10
Indikasi:
·         Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik.
·         Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
Mengandung 400 kcal/L

10.  AMIPAREN
Indikasi:
·         Stres metabolik berat
·         Luka bakar
·         Infeksi berat
·         Kwasiokor
·         Pasca operasi
·         Total Parenteral Nutrition
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
11.  AMINOVEL-600
Indikasi:
·         Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
·          Penderita GI yang dipuasakan.
·          Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
·         Stres metabolik sedang
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
12.  PAN-AMIN G
Indikasi:
·         Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan.
·         Nitrisi dini pasca operasi.
·          Tifoid
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KATA-KATA ANDA ADALAH KUALITAS DIRI ANDA