BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sumber Daya Manusia merupakan faktor dan
strategi bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Agar suatu
bangsa dapat bersaing dengan Negara lain, tentu harus meningkatkan sumber daya
manusianya diberbagai bidang. Apalagi di era globalisasi nanti yang diwarnai
dengan semakin ketatnya daya saing antar Negara. Khususnya perawat,
pengembangan Sumber Daya Manusia harus di tekankan pada kompetensi dan skill yang
mumpuni.
Beberapa
tahun terakhir ini, kabar pengiriman tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri,
khususnya perawat, menjadi perbincangan yang cukup hangat di berbagai kalangan.
Di tengah semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik dari tahun ke
tahun, tentu merupakan hal yang melegakan bahwa perawat dari Indonesia dapat berpeluang
bekerja di luar negeri seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Benua
Eropa (Inggris, Belanda, Norwegia), Timur Tengah (Saudi Arabia, Uni Emirat
Arab, Kuwait) dan kawasan Asia Tenggara (Filipina, Singapura, Malaysia). Jumlah
permintaan berkisar antara 30 orang sampai dengan tidak terbatas.
Namun, di lain sisi hal ini menimbulkan
kekhawatiran bahwa masyarakat kita menerima pelayanan keperawatan dari tenaga
perawat dengan kualitas yang berbeda. Lebih lanjut, rasio jumlah perawat
Indonesia per 100.000 penduduk masih jauh di bawah negara tetangga seperti
Filipina, Malaysia, atau Thailand. Kekurangan tersebut menyebabkan mereka lebih
memfokuskan pada bagaimana menghasilkan perawat yang lebih banyak, bukan untuk
meghasilkan perawat yang lebih berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian SDM ?
2.
Apa
saja faktor penghambat SDM tenaga perawat tidak berkembang ?
3.
Bagaimana
perawat menghadapi tantangan di era globalisasi ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana sumber daya manusia di bidang kesehatan.
2.
Untuk
mengetahui faktor yang menghambat sumber daya manusia tenaga perawat tidak
berkembang.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana persiapan perawat dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Manusia Di Bidang Kesehatan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
sebuah potensi yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk menunjukkan
eksistensinya dalam kehidupan yang berkelanjutan supaya tidak tertinggal oleh
perkembangan zaman. Sumber Daya Manusia akan lebih mudah dimengerti sebagai
bagian dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Rendahnya Sumber Daya Manusia
suatu bangsa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan
oleh kurangnya penguasaan tentang IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan
IPTEK dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal.
Sumber Daya Manusia tidak hanya
dibutuhkan di bidang ekonomi atau bidang yang lain saja, bidang kesehatan juga
membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Tenaga kesehatan, khususnya
perawat, dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan yang maksimal kepada
setiap pasiennya. Jika Sumber Daya Manusia seorang tenaga perawat tidak
berkembang atau mengalami kemunduran, maka hasilnya adalah tidak dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Apalagi dalam menghadapi
pasar bebas atau yang disebut juga era globalisasi, seorang perawat harus
mempunyai daya saing.
Tantangan profesi perawat di Indonesia
dimulai pada abad 21 hingga sekarang. Tantangan tersebut tidak hanya dari
eksternal saja melainkan juga dari internal. Untuk menjawab tantangan-tantangan
itu diperlukan adanya komitmen dari semua pihak yang terkait dengan profesi
perawat, seperti organisasi profesi, lembaga pendidikan keperawatan, juga tidak
kalah pentingnya peran serta pemerintah. Pemerintah berperan penting sebagai
fasilitator untuk menyiapkan calon tenaga perawat dengan kualitas Sumber Daya
Manusia yang mumpuni baik dari segi kompetensi dan skill.
B. Faktor Penghambat SDM Tenaga Perawat Tidak Berkembang
Perdagangan jasa pada era globalisasi akan berlangsung
secara bebas. Tiap negara, apabila memiliki kemampuan, dapat saja memperluas
kegiatan usaha bidang jasanya ke negara lain. Kelemahan bagi negara yang sedang
berkembang yaitu liberalisasi perdagangan jasa ternyata lebih banyak
mendatangkan dampak negatif. Mudah dipahami, karena daya saing kebanyakan
industri jasa di banyak negara yang sedang berkembang mutu sumber dayanya
rendah, terbatasnya kemajuan ilmu dan tehnologi. Begitu era globalisasi mulai
berlaku akan menimbulkan banyak masalah dan kerugian.
Inti pokoknya adalah perdagangan bebas telah dapat
dipastikan akan berlangsung di Indonesia. Salah satu dari era globalisasi
tersebut adalah dalam bidang jasa, yang didalamnya termasuk pelayanan
keperawatan. Pada era globalisasi yang akan datang diduga akan banyak ditemukan
sarana dan tenaga kesehatan/keperawatan asing yang akan bekerja di Indonesia.
Di Indonesia
sendiri, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan kesehatan SDM Kesehatan (PPSDM
Kesehatan) melaporkan bahwa jumlah terbesar Tenaga Kesehatan Profesional
Indonesia (TKPI) yang telah bekerja di luar negeri mulai 1989 sampai dengan
2003 adalah perawat (97.48% dari total sebanyak 2494 orang). Meskipun jumlah
perawat yang bekerja di luar negeri menempati prosentase terbesar dibandingkan
tenaga kesehatan yang lain, masih terdapat beberapa poin penting yang perlu
menjadi perhatian dan ditanggulangi mulai dari saat ini.
Poin penting
yang menjadi kekhawatiran di profesi perawat yaitu timbulnya asumsi bahwa
masyarakat mendapatkan pelayanan keperawatan dari tenaga perawat dengan
kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah, karena tenaga perawat yang memiliki
kualitas kompetensi dan skill yang tinggi lebih memilih bekerja di luar negeri
Sebenarnya ada
banyak faktor yang mengakibatkan kualitas tenaga perawat yang bekerja di dalam negeri tidak
berkembang dibandingkan dengan tenaga perawat yang bekerja di luar negeri,
diantaranya adalah :
1. Adanya
keterbatasan sarana dan pra-sarana di bidang pendidikan keperawatan.
2. Adanya
kendala dari segi fasilitas dan alat-alat untuk praktek keperawatan yang tidak
lengkap.
3. Tidak
banyak tenaga perawat yang dapat menguasai IPTEK.
4. sedikitnya
calon perawat ataupun tenaga perawat yang mampu berbahasa asing (bahasa
inggris), karena calon perawat maupun tenaga perawat kurang mendapatkan pengetahuan
bahasa asing pada saat menjalani pendidikan.
5. Mutu
lulusan pendidikan keperawatan yang belum sesuai dengan pelayanan, dimana masih
banyak lembaga pendidikan keperawatan yang lulusannya tidak dipertanggung
jawabkan.
6. Tenaga
perawat dengan keterampilan yang bagus lebih memilih bekerja di luar negeri
ketimbang mendedikasikannya dengan cara bekerja di dalam negeri.
Terlepas dari issue
pasar bebas atau globalisasi, Sumber daya Manusia di bidang kesehatan,
khususnya tenaga perawat memang sudah harus dibenahi dari sekarang supaya tidak
semakin menurun. Selain itu, kekhawatiran
terjadinya brain drain juga perlu dicermati.
Brain drain
adalah berpindahnya tenaga profesional yang terampil dari negara asal ke negara
lain dimana mereka dapat memperoleh lebih banyak keuntungan seperti keuangan.
Di Filipina, misalnya, yang merupakan salah satu pengirim tenaga perawat
terbesar, kekhawatiran tersebut mulai terjadi. Bahkan di sana, tenaga kerja
dari profesi lain pun sangat berminat untuk belajar menjadi perawat agar
selanjutnya dapat bekerja di luar negeri.
Di Indonesia
usaha mencegah perawat untuk bekerja di luar negeri dapat menimbulkan
pertanyaan, misalnya tentang hak asasi untuk bekerja dan juga menghilangkan
kesempatan untuk dapat belajar pengetahuan dan ketrampilan yang berguna dari
negara lain untuk selanjutnya diaplikasikan di negara asal.
C.
Cara Perawat
Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Untuk
Indonesia, berkiprahnya sarana dan tenaga kesehatan/keperawatan asing pada era
globalisasi yang akan datang diduga akan cukup tinggi. Penyebabnya terkait
dengan potensi pasar Indonesia yang sangat menguntungkan. Pertama karena jumlah
penduduk Indonesia yang besar. Kedua, karena daya beli penduduk Indonesia yang
cukup tinggi.
Dengan potensi
pasar yang besar ini tidak mengherankan jika pada masa mendatang akan ditemukan
banyak sarana dan tenaga keperawatan asing akan masuk ke Indonesia. Maka, cara
yang tepat untuk menghadapi era globalisasi adalah dengan meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia tenaga perawat maupun calon perawat.
Setidaknya
dalam menghadapi pasar bebas atau globalisasi yang akan datang, pihak terkait
dapat menyiapkan calon tenaga perawat yang siap bersaing dengan Negara lain di
dalam negeri sendiri, tidak perlu tenaga perawat Indonesia yang bekerja di luar
negeri atau meminimalisir jumlah tenaga perawat yang bekerja di luar negeri.
Ada banyak
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
tenaga perawat ataupun calon tenaga perawat dalam menghadapi era globalisasi
yang akan datang, di antaranya adalah :
1.
Mempertahankan dan meningkatkan mutu tenaga keperawatan
melalui program pendidikan keperawatan berkelanjutan, misalnya pendidikan bagi
tenaga keperawatan yang bersifat sertifikasi
2.
Pengembangan praktik keperawatan melalui penyusunan
standar praktik keperawatan yang memberikan jaminan kualitas asuhan,
mengembangkan model praktik keperawatan keperawatan profesional, memantapkan
akreditasi tatanan pelayanan keperawatan serta manajemen mutu, serta mengkaji
pendayagunaan perawatan dalam mencapai sasaran kesehatan.
3.
Pendidikan bahasa asing lebih ditingkatkan lagi supaya
dalam berkomunikasi dengan pasien dari beberapa Negara lain dapat dilakukan
dengan baik.
4.
Menumbuhkan dan membina kegiatan ilmiah keperawatan
terutama riset keperawatan dikalangan para perawat profesional.
Selain
meningkatkan Sumber Daya Manusia, seorang tenaga perawat maupun calon tenaga
perawat dituntut memiliki cara sendiri untuk menghadapi era globalisasi agar
tidak tertinggal oleh perawat dari Negara lain. Ada banyak cara untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi era globalisasi, diantaranya melalui :
a.
Kursus bahasa jika dalam pendidikan keperawatan tidak
diberikan secara maksimal.
b.
Upaya peningkatan fasilitas pembelajaran.
c.
Melatih skill ataupun keterampilan keperawatan sendiri
baik melalui media buku praktik keperawatan maupun video praktik keperawatan.
Karena era
globalisasi mencakup global atau dunia, bukan hanya tenaga perawat dalam negeri
saja yang harus memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dari segi
pendidikan dan skill.
Untuk tenaga
perawat luar negeri yang mencoba peruntungannya dengan bekerja di Indonesia,
sebaiknya juga harus mempunyai persyaratan agar dapat diterima dan bekerjasama
dengan perawat Indonesia. Persyaratan untuk perawat luar negeri yang ingin
bekerja di Indonesia sebaiknya tidak hanya berkualitas dari segi pengetahuan,
pengalaman, skill dan keterampilan saja, melainkan juga harus mempelajari
bahasa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Era
globalisasi yang inti pokoknya adalah perdagangan bebas telah dapat dipastikan
akan berlangsung di Indonesia. Salah satu dari era globalisasi tersebut adalah
dalam bidang jasa, yang didalamnya termasuk pelayanan keperawatan. Pada era
globalisasi yang akan datang diduga akan banyak ditemukan sarana dan tenaga
kesehatan/keperawatan asing yang akan bekerja di Indonesia. Lembaga pendidikan
keperawatan di Indonesia mempunyai peran penting dalam mempersiapkan perawat
berkualitas dan yang mampu bersaing di era pasar global.
B. Saran
Untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia calon tenaga perawat yang berkualitas
hendaknya pihak-pihak terkait harus segera meningkatkan mutu pendidikan
keperawatan, dan pendidikan bahasa asing juga harus lebih diperbanyak supaya
dalam menghadapi persaingan pasar bebas atau globalisasi tidak terganjal oleh
perbedaan bahasa. Pemerintah sebagai fasilitator juga sesegera mungkin harus
menyiapkan fasilitas sarana dan pra-sarana yang bermutu agar tenaga perawat
dapat mengembangkan skill dan kemampuan prraktek keperawatan dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A.S. 1999. “Tantangan
Pendidikan Dan Keperawatan Menyongsong Milenium III”. Makalah pada Simposium
Keperawatan RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta Desember 1999.
http://www.pusdiknakes.or.id/news/ragam.php3?id=10/
diakses tanggal 05 April 2014.
Simamora, Raymond H. 2009. Buku
Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta EGC 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KATA-KATA ANDA ADALAH KUALITAS DIRI ANDA