HIV merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Virus ini tergolong dalam retrovirus. Sebuah virus yang
terbentuk dari satu benang tunggal atau RNA. Virus yang hanya terbentuk dari
satu benang tunggal itu berubah menjadi DNA ketika sudah menginfeksi sel. RNA
menginfeksi sel dan mengubahnya menjadi DNA menggunakan enzim yang disebut
reverse transcriptase.
Pada penyakit
HIV, sel yang diinfeksi oleh virus RNA adalah sel pada sistem kekebalan tubuh
manusia. Terutama sel-T dan Makrofaga, dimana keduanya merupakan komponen vital
dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Selayaknya sel yang terinfeksi, fungsi
sel-T dan Makrofaga yang penting itu akan rusak dan hancur. Jika sudah
demikian, sistem kekebalan manusia akan rapuh. Penyakit selanjutnya yang siap
mengantri akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh adalah AIDS.
Penggunaan
istilah HIV untuk penyebaran virus retrovirus yang dapat menyebabkan AIDS itu
digunakan pertama kalinya pada tahun 1986. Pencetusnya adalah Luc Montagnier
yang berasal dari Perancis. Istilah sebelum HIV adalah LAV atau Lymphadenopathy
Associated virus dan HTLV-III atau Human T Lymphotropic Virus Type III.
HIV dapat
menular karena beberapa hal, yaitu seks bebas, berganti pasangan saat melakukan
hubungan intim, berhubungan intim tanpa menggunakan alat pengaman, transfusi
darah dari penderita ke bukan penderita, penggunaan jarum suntik yang digunakan
untuk memasukkan berbagai zat terlarang kedalam tubuh secara bersamaan, air
susu yang diminum bayi dari ibu penderita penyakit HIV. Sampai sekarang
penyakit HIV belum ditemukan obatnya, yang selalu didengungkan agar tidak
terinfeksi HIV adalah “save sex” dan penggunaan jarum suntik yang tidak boleh
bersamaan serta hidup bersih dan teratur.
Jika virus HIV
dapat ditanggulangi maka kehadiran penyakit AIDS dapat dicegah. WHO sendiri
telah memiliki data dari 1981 ampai dengan 2006 lalu, HIV yang menyebabkan
penyakit AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta orang di seluruh dunia. Puncak penyebaran HIV
terjadi pada tahun 2004. Dalam waktu setahun, 2,1 juta orang terinfeksi HIV. Negara
dengan warganya yang terinfeksi virus HIV terbanyak adalah afrika. Pada 2005,
90 juta masyarakat afrika diduga akan terinfeksi virus ini.
Tubuh
mempunyai sistem kekebalan yang bertugas untuk melindungi kita dari penyakit
apapun yang menyerang kita dari luar. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh
sistem kekebalan tubuh ketika benda asing masuk ke tubuh manusia. Bersama
dengan bagian sistem kekebalan tubuh yang lain,antibodi bekeja untuk menghancurkan
berbagai penyebab penyakit : yaitu bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
Sistem
kekebalan tubuh kita membuat antibodi yang berbeda-beda sesuai dengan kuman
yang dilawannya. Ada antibodi khusus untuk semua penyakit, termasuk HIV.
Antibodi khusus HIV inilah yang terdeteksi keberadaannya ketika hasil tes HIV
kita dinyatakan reaktif (positif).Salah satu jenis antibodi yang berbeda pada
sel darah putih adalah sel CD4. Fungsinya untuk saklar yang menghidupkan dan
memadamkan kegiatan sistem kekebalan tubuh,tergantung ada tidaknya kuman yang
harus dilawan.
HIV
yang masuk ke tubuh sel CD4, ’membajak’ sel tersebut,dan mejadikannya ‘pabrik’
yang membuat miliaran virus baru. Ketika
proses tersebut selesai, partikel HIV yang baru meninggalkan sel dan masuk ke sel
CD4 yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadi rusak atau mati. Jika sel-sel ini
hancur atau jumlahnya berkurang, maka sistem kekebalan tubuh kehilangan
kemampuan untuk melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini
membuat kita mudah terserang berbagai penyakit.
Jumlah
sel CD4 dapat dihitung melalui tes darah khusus. Jumlah normal orang sehat
berkisar antara 500-1000. Setelah kita terinfeksi HIV,jumlah ini biasanya turun
terus. Jadi kadar ini mencerminkan kesehatan sistem kekebalan tubuh kita,semakin
rendah semakin rusak sistem kekebalan.Jika jumlah CD4 turun dibawah 200,ini
menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh kita sudah cukup rusak sehingga
infeksi oportunistik dapat menyerang tubuh kita. Ini berarti kita sudah sampai
pada fase AIDS. Kita dapat memepertahankan sistem kekebalan tubuh kita agar
tetap baik dengan memakai obat antiretroviral.
Untuk
sementara ini, sarana tes CD4 tidak tersedia luas di Indonesia dan biaya tesnya
mahal. Karena sel CD4 adalah anggota golongan sel darah putih yang disebut
Limfosit, jumlah limfosit total juga dapat memberi gambaran tentang kesehatan
sistem kekebalan tubuh. Tes ini yang biasa sebagai total lymphosyte atau TLC,
harganya lebih murah dan dapat dilaksanakan hampir di semua laboratorium.
Seperti jumlah CD4,semakin rusak sistem kekebalan,semakin rendah TLC. Pada
orang sehat TLC normal adalah kurang lebih 2000. Jumlah TLC 1200, ada di fase
di mana gejala-gejala penyakit muncul dapat dikatakan serupa dengan CD4
sejumlah 200.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KATA-KATA ANDA ADALAH KUALITAS DIRI ANDA