nurse

nurse
profesional nurse

Rabu, 10 September 2014

EKSTERMITAS BAWAH PATELLA


PATELLA

A.    Definisi Patela
Patella adalah tulang berbentuk segitiga dan tebal yang akan bersendi dengan tulang paha (femur). Fungsinya adalah membungkus dan melindungi sendi lutut. Patella termasuk ke dalam tulang sesamoid yang berkembang dari tendon otot quadriceps femoris. Osifikasi patella berlangsung pada anak berusia 3 sampai 5 tahun.
Sendi patella terdiri dan hubungan antara (I) os femur dan os tibia (tibiofemoralert joint) , (2) os femur dan os patella (patello lemoralis joint) dan (3) os tibia dan os fibula tibiofibu1aris proximalis joint).

B.     Anatomi dan Fisiologi Patella
Sendi Patella merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang , ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan sendi lutut atau knee joint. Anatomi sendi lutut terdiri dari:
1.      Tulang pembentuk sendi lutut antara lain:
a.       Tulang Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian  pangkal yang berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. Di sebelah  atas dan bawah dari columna femoris  terdapat  taju yang disebut  trochantor  mayor dan trochantor  minor, di bagian ujung membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fosa condylus (Syaifuddin, 1997).
b.      Tulang Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus medialis. (Syaifuddin, 1997).
c.       Tulang Fibula
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut dengan os femur pada bagian ujungnya. Terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis atau mata kaki luar. (Syaifuddin, 1997).
d.      Tulang Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur.  Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah  tetap dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat,  kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).


2.      Ligamentum pembentuk sendi Patella
Stabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum. Ada beberapa ligamentum yang terdapat pada sendi lutut antara lain :
a.       Ligamentum crusiatum anterior,  yang berjalan dari depan eminentia intercondyloidea tibia,  ke permukaan  medial condylus lateralis femur, fungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan.
b.      Ligamentum crusiatum posterior, berjalan dari  facies lateralis condylus medialis femoris, menuju fossa intercondyloidea tibia, berfungsi  menahan bergesernya tibia,  ke arah belakang.
c.       Ligamentum collateral lateralle yang berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibulla, yang berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.
d.      Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus medialis tibia),  yang berfungsi menahan  gerakan valgus atau samping dalam dan eksorotasi, dan secara bersamaan ligament collateral  juga  berfungsi menahan bergesernya ke depan pada posisi lutut fleksi 90 derajat.
e.       Ligamentum  popliteum  abligum,  berasal dari  condylus lateralis femoris menuju ke  insertio musculus semi membranosus  melekat pada  fascia musculus popliteum.
f.       Ligamentum transversum genu, membentang pada permukaan anterior meniscus medialis  dan  lateralis. Semua ligament tersebut berfungsi sebagai fiksator dan stabilisator sendi lutut. Tranversum genu di samping ligament ada juga bursa pada sendi lutut. Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membran synovial.  Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain : (a) bursa popliteus, (b)  bursa supra patellaris, (c)  bursa infra patellaris, (d) bursa subcutan prapatellaris, (e)  bursa sub patellaris, (f)  bursa prapatellaris.

3.      Sistem Otot
a.       Musculus vatus medial
b.       Femur condylus medial
c.        Ligament patella
d.      Bursa subcutanea infrapatellaris
e.       Caput fibula
f.       Bursa subtendinea prepatellaris
g.      Fascialata, tractus, illiotibialis
h.      Musculus Vastus lateralis
i.        Musculus Rectus femoris

*      Otot-otot yang bekerja pada sendi lutut yaitu:
1.      Bagian anterior adalah  musculus rectus femoris, musculus vastus lateralis, musculus Vastus medialis, musculus vastus intermedius.
2.      Bagian posterior adalah  musculus biceps femoris, musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, musculus Gastrocnemius.
3.      Bagian  medial  adalah musculus Sartorius
4.      Bagian lateral adalah  musculus Tensorfacialatae

C.    Pemeriksaan Dasar Patela
1.      Inspeksi kontur dan bentuk (shape) dari lutut serta warna kulit. Normal kulit tampak lembut, tanpa lesi dan warna konsisten dengan kulit sekitarnya. Periksa adanya pembengkakan, kemerahan dan nyeri pada lutut.
2.      Palpasi pada posisi supine. Otot quadriceps harus dalam keadaan relaksasi. Mulai palpsi pada bagian anterior, sekitar 10 cm dari patella. Palpasi dengan ibu jari kiri dan jari-jari lainya dalam posisi menggenggam.Teruskan palpasi lutut kearah bawah, periksa dengan detail bagian suprapatellar. Catat konsistensi jaringan. Otot dan jaringan lunak harus teraba solid dan lembut tanpa kekuatan, ketegangan, penebalan atau nodul pada otot maupun persendian.
3.      Tes Rom dilakukan sebagai berikut: klien berdiri tegak, lalu minta untuk fleksi dan ekstensi lutut.
4.      Menguji kekuatan otot pada lutut:
a.       Klien berbaring telentang. Tungkai ditekuk pada sendi lutut, lalu klien disuruh meluruskan tungkainya. Pemeriksa menahan pergerakan tersebut dengan menekan pergelangan kaki klien (kekuatan otot ekstensor).
b.       Klien tetap berbaring terlentang dengan menekuk tungkai separuh pada bagian sendi lutut. Kemudian klien disuruh menekukan tungkainya lebih lanjut sedangkan pemeriksa menahan pergerakan tungkai dengan menarik pada pergelangan kaki klien (kekuatan otot fleksor).

D.    Penyakit yang Timbul pada Patella
Ada beberapa penyakit yang sering timbul di area patella, antara lain:
1.      Tendinitis Patella
Tendinitis patella adalah cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (patella) ke tulang kering. Tendon patela berperan penting untuk menggerakkan otot-otot kaki dengan cara membantu otot meregangkan lutut untuk menendang bola, berjalan menanjak dan melompat.
Tendinitis patella paling sering menyerang atlet olahraga yang sering melompat seperti atlet basket dan voli. Oleh karena itu, tendinitis patella umumnya dikenal sebagai jumper knee. Namun orang yang tidak melakukan olahraga melompat juga dapat mengalaminya.
*      Obat
Obat penghilang nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin, others) atau naproxen (Aleve, orang lain) dapat membantu mengatasi rasa sakit yang disebabkan tendinitis patella untuk sementara.
*      Terapi
Berbagai teknik terapi fisik dapat membantu mengurangi gejala yang disebabkan dengan tendinitis patella, seperti:
1.      Latihan peregangan. Latihan peregangan yang rutin dapat mengurangi kejang otot dan membantu memperpanjang tendon
2.      Latihan kekuatan. Otot paha yang lemah juga bisa menyebabkan ketegangan pada tendon patela. Latihan dengan cara menurunkan kaki scara lambat setelah meregangkan lutut akan sangat membantu.
3.      Tali tendon patella. Tali yang berfungsi untuk memebrikan tekanan pada tendon patela dapat membantu meratakan kekuatan tendon langsung melalui tali. cara ini dapat membantu mengurangi rasa sakit.
4.      Iontophoresis. Terapi ini dilakukan dengan cara mengoleskan obat kortikosteroid pada kulit dan kemudian menggunakan perangkat yang memberikan muatan listrik rendah untuk mendorong obat meresap melalui kulit.

2.      Fraktur  Patella
Tulang patella dapat menjadi fraktur baik secara sendiri ataupun gabungan antara tulang-tulang pada ekstremitas inferior. Fraktur patella biasanya jenis transversal sederhana, dimana dapat dikoreksi/perbaiki. Tetapi bila fraktur patella kompleks dan disertai dengan dislokasi diperlukan tindakan bedah yang berupa pengangkatan patella (patellectomy) , agar dapat mengembalikan fungsi sendi lutut dengan lebih baik.

*      Pemeriksaan Klinik
  • Pada lutut ditemukan pembengkakan disebabkan hemarthrosis
  • Pada perabaan ditemukan patela mengambang (floating patella)
*      Pemeriksaan Radiologis
  • Dengan proyeksi AP dan lateral sudah cukup untuk melihat adanya fraktur patela
  • Proyeksi sky-line view kadang-kadang untuk memeriksa adanya fraktur patela incomplete


3.      Dislokasi  Sendi  Lutut
Dislokasi pada sendi lutut biasanya terjadi pada trauma yang berat, yang langsung mengenai sendi lutut. Subluksasio dapat terjadi secara sekunder pada penyakit degeneratif ataupun pada penyakit infeksi yang sudah berlangsung cukup lama. Tulang tibia dapat menjadi dislokasi ke ventral , dorsal ataupun ke setiap sisi . Dapat 
juga terjadi rotasi yang abnormal pada femur. 
4.      Asam Urat (gout)
Peradangan sendi akibat asam urat disebut arthritis gout (Gouty Arthritis). Kadar asam urat (uric acid) dalam darah berfluktuasi (naik-turun) sepanjang hari tergantung dari makanan dan aktifitas fisik. Kelebihan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dapat menimbulkan sakit lutut karena kristal asam urat mengendap / tertimbun di dalam urat dan jaringan lunak di bawah kulit. Timbunan atau endapan kristal asam urat inilah yang menimbulkan tanda-tanda peradangan seperti rasa sakit, rasa panas, kemerahan dan bengkak pada urat / sendi lutut.

5.      Pengapuran Sendi ( Osteoarthritis )
Pengapuran ( Osteoarthritis, sering disingkat OA ), penyebab tersering dari keluhan sakit lutut, merupakan penyakit yang berkaitan dengan proses penuaan. Semakin tua, tulang kita semakin rapuh / keropos ( kekurangan zat kapur atau Kalsium / Calcium / Calc ). Tulang yang keropos secara perlahan mengalami penyusutan / penipisan / penciutan, sehingga permukaan dan tepi-tepi tulang menjadi kasar, menonjol, atau bahkan meruncing atau bertaji. Tonjolan pada tepi tulang yang mengalami keropos inilah yang disebut pengapuran. Osteoporosis (rapuh tulang) dan pengapuran tulang merupakan dua proses yang berlangsung secara bersamaan / simultan dan secara kronis. Semakin keropos sepotong tulang, semakin hebat pengapurannya.



















DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KATA-KATA ANDA ADALAH KUALITAS DIRI ANDA